Selasa, 27 Oktober 2009

Penggalakan Diskusi Kelompok Dan Bahasa Cina Dan Jepang Di Bangku SLTP

Bahan ini cocok untuk Informasi / Pendidikan.
Nama & E-mail (Penulis): G.Rendy
Saya Siswi di SLTP Putra I
Tanggal: 16/03/2004
Judul Artikel: Penggalakan diskusi kelompok dan Bahasa Cina dan Jepang di bangku SLTP
Topik: KBK Life skill

Kurikulum berbasis kompetensi atau KBK dapat dikatakan belum 100 % berhasil digalakkan di Indonesia. Masalahnya mudah saja, murid-muridnya belum siap. Bukan faktor belum siapnya murid mengikuti kurikulum ini. Perhatikan saja, kedemokratisan mereka dalam menyampaikan sesuatu hal, atau pendapat-pendapat siswa yang cenderung mantap, dewasa, diacungi jempol. Mereka membayangkan akan mendapat kesulitan pada sistem KBK ini, karena menyangkut kesiapan mereka juga menuju era globalisasi. Sebenarnya era globalisasi itu apa ? Mereka hanya tahu, banyak orang dari segala penjuru datang berbondong-bondong ke Indonesia, mengadakan persaingan bebas dalam ekonomi, politik, bahkan pendidikan.

Mau jadi apa sekolah-sekolah Indonesia apabila tersaingi dengan sekolah bertaraf internasional ? Hendaknya, 'ketidaksiapan' siswa ini mulai dibantu dengan para guru yang membiasakan mengajar dengan debat atau diskusi bersama. Topiknya ringan-ringan saja. Dengan sendirinya mereka mulai terpacu untuk mengeluarkan pendapat, mengkritik sesuatu berdasarkan kelogisan akal mereka. Siapa bilang orang Indonesia tidak cerdas ? Pada anak-anak sekolah dasar pun mereka mulai mencicipi politik. Berdebat dengan orang tua mengenai pemerintah kita yang korupsi,dll. Kembali pada diskusi siswa-siswi di bangku pendidikan, para guru juga dapat menanamkan English Day. Tidak apa-apa jika anak-anak membuat kesalahan, wajar saja. Yang penting mereka mengucapkan sesuatu kata-nya dalam Bahasa Inggris. Lama-lama mereka pun kebiasaan dan fasih.

Asal ada kemauan, tidak akan sulit. Pada era globalisasi mendatang tepatnya bukan orang dari Amerika atau Eropa saja yang bersaing di Indonesia. Mayoritas pasar bebas dikuasai oleh orang Cina dan Jepang. Selama ini kita berpikir, sulit mempelajari bahasa mereka dan apa gunanya, jika bahasa internasional hanya bahasa Inggris. Salah besar, kita perlu mempelajari Bahasa Cina dan Bahasa Jepang. Agar kelak ketika kita berdiskusi soal bisnis dengan orang-orang Jepang dan Cina tersebut, kita tidak ketinggalan posisi alias mendapatkan jabatan/posisi yang baik dalam dunia bisnis era globalisasi. Dengan menjamurnya tempat kursus Bahasa Cina ( Mandarin ) dan bahasa Jepang menunjukkan mulai banyaknya peminat kursus tersebut. Pasti asyik dan mudah dalam mempelajarinya, sekali lagi karena ada kemauan dari awal.

Kemauan untuk maju dan bersaing. Diskusi membuka jendela pengetahuan kita, dan bahasa sebagai modal awal menentukan siapa yang berhak menduduki posisi terbaik saat zaman globalisasi mendatang. Indonesia tidak boleh kalah. Indonesia pasti bisa, dengan putra-putri berbakatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar